SELAMAT DATANG

SELAMAT DATANG di link SMP N I Mijen Demak untuk berbagi informasi tentang Kegiatan Akademik, Ekstrakurikuler, Alumni dan aktifitas lainnya di SMPN I Mijen, Demak, Jawa Tengah, Indonesia

Kamis, 26 Februari 2015

Media Sosial (Medsos) dan Dunia Pendidikan

Facebook, twitter, path, google+ dan berbagai media sosial akhir-akhir ini cukup marak berkembang dan dibanjiri pengguna media komunikasi dunia maya (internet). Di sana dapat djumpai berbagai tulisan yang bervariasi, baik dari isi maupun bentuk / tata tulisnya. Namun secara umum bentuk dan isi tulisan di sana bersifat informasi kegiatan dan perasaaan diri pribadi, dari yang penting, biasa saja sampai yang hanya celotehan tak berguna. Terkadang sekedar berbagi perasaan, mulai dari rasa galau, sedih, bahagia hingga hal-hal yang tak layak dan tak senonoh. Atau juga sekedar pencitraan diri, menyanjung atau sebaliknya mencemooh, mengumpat dan mem-bully (menyerang) orang lain.
Menulis tidak mudah seperti yang dibayangkan. Hal paling sulit adalah memulai menulis karena harus mencari dan menemukan ide, kesulitan selanjutnya adalah melanjutkan menulis dan kesulitan terberat adalah konsistensi dan kontinuitas untuk menulis.  Ini adalah masalah umum dan berlaku bagi siapa saja, bahkan mereka yang memiliki basic guru mata pelajaran "Bahasa Indonesia" atau sastra sekalipun. Menulis adalah kebiasan dan ketrampilan yang selalu diasah. Tidak ada orang yang dengan sendirinya mendadak pintar atau  mendadak hebat menjadi penulis besar,
pengarang novel, penulis cerita / skenario. Banyak jalan berliku dan proses yang panjang untuk bisa meraih prestasi itu. Pengalaman-lah yang akan menjadikan seseorang lancar dan cakap untuk menulis. Tak harus guru bahasa Indonesia, siapapun kita pada dasarnya punya kesempatan yang sama untuk bisa. Yang membedakan dengan para guru mapel bahasa Indonesia adalah karena mereka menguasai teorinya dan sehari-harinya berkutat dengan dunia sastra, sehingga layak kalau mereka dijuluki begawan sastra dan master dalam urusan tulis menulis. Untuk SMPN 2 Kepil berikut inilah pakarnya ; Bu Ruti Sumarni, Bu Sayekti Laras dan Bu Tika Fibri. Selayaknya kepada merekalah orang awam bertanya dan berguru tentang teori dan praktik menulis yang baik. 

Pelatihan Jurnalistik, mari kita pelajari bersama.
Pada suatu pelatihan jurnalistik disampaikan bahwa pada dasarnya untuk menulis adalah mudah. Tak perlu banyak teori, tuliskan saja apa yang ada di pikiran kita, apapun itu. Namun untuk menulis sebuah bacaan untuk konsumsi umum ada beberapa hal yang harus (sebaiknya) muncul, yang menurut teori jurnalistik - bahwa sebuah tulisan yang baik harus mengandung unsur 5W+1H sebagai berikut :
1.   Who (siapa). Merupakan pertanyaan yang akan mengandung fakta yang berkaitan dengan setiap orang yang terkait langsung atau tidak langsung dengan kejadian. Disni akan terliha, nama-nama yang terlasuk dalam lingkup berita yang seadang dibicarakan.
2.   What (apa). Merupakan pertanyaan yang akan menjawab apa yang terjadi dan akan mendorong wartawan untuk mengumpulkan fakta yang berkaitan dengan hal-hal yang dilakukan oleh pelaku maupun korban dalam suatu kejadian.
3.   Why (mengapa). Akan menjawab latar belakang atau penyebab kejadian. Meski jarang, why bisa dipakai untuk membuka sebuah berita atau menjadi lead berita.
4.   Where (dimana). Menyangkut tempat kejadian. Tempat kejadian bisa tertulis detail atau hanya garis besarnya saja. Biasanya, bila berita berasal dari tempat terkenal, maka penulisannya tidak terlalu mendetail.
5.   When (bilamana). Menyangkut waktu kejadian (kapan). Untuk hal tertentu waktu yang tertera tidak sebatas tanggal, tapi dapat ditulis hari, jam, bahkan menit saat berlangsung sebuah kejadian.
6.   How (bagaimana). Akan memberikan fakta mengenai proses kejadian yang diberikan. Bisa menceritakan alur kejadian bahkan suasana saat suatu kejadian yang diberitakan tengah berlangsung.
Lalu apa tip dan trik agar mudah memulai dan bisa berlanjut ? Tip / trik ada (3) tiga, yaitu : 1) menulis, 2) menulis dan 3) menulis.  Artinya untuk hanya dengan menulis dan menulis secara kontinyu untuk bisa menghasilkan tulisan yang teratur, mengalir dan nyaman untuk dibaca. Menulis, publikasikan, baca kembali untuk koreksi, menulis lagi - begitu seterusnya. Karena dengan membaca kembali hasil tulisan kita, kita akan tahu kekurangan / kesalahan tulisan kita ; tata tulis, ejaan, narasi, notasi, sudut pandang dan sebagainya.
Disamping beberapa hal mendasar di atas, ada satu lagi yang harus dijaga adalah isi dari tulisan itu sebisa mungkin dijaga agar tidak menyinggung dan menyentuh diri pribadi seseorang yang bersifat menydutkan, menjelek-jelekan atau membuka aib seseorang / beberapa orang. Inilah yang sering dikategorikan sebagai KODE ETIK, yang sebenarnya muncul dari dalam rasa penulis itu sendiri. Karena masalah kode etik ini pula kami menerima kritikan, yang kami terima sebagai masukan dan ini sangat positif dan bermanfaat sebagai sarana pendewasaan dan tulisan kami selanjutnya. Jangan takut dengan kritik, jangan marah ketika menerima masukan, dan jangan berhenti karena dibenci. Itulah sebagian dari ciri ikhlas - kata para ahli hikmah.   
Menulis, dengan karya berbentuk tulisan kita bisa berbagi pengetahuan, berbagi perasaan, berbagi ide dan rencana. Mari kita belajar untuk menulis, apasaja dan kapan saja. Mari kita budayakan diri kita dalam hal yang ilmiah dan manfaat, manfaat untuk diri pribadi, untuk orang lain dan untuk lingkungan kita, sekolah kita. Dan satu hal yang terpenting mari budayakan menulis untuk berbagi, untuk memberi, menulis sesuatu yang bersifat membangun, memberi motivasi dan mengajak untuk memperbaiki diri untuk kemajuan dan kemaslahatan bersama.
Untuk bisa menulis di web/blog sekolah maka setiap guru harus terdaftar sebagai penulis (kontributor) di blog sekolah. Nah untuk bisa terdaftar sebagai penulis terlebih dahulu harus membuat/memiliki blog pribadi dengan jenis host.domain yang sama. Oleh karena itu dalam waktu dekat akan kami buka pelatihan untuk mengisi web/blog sekolah. Selamat beraktifitas, semoga bermanfaat.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar