Facebook, twitter, path, google+ dan berbagai media sosial
akhir-akhir ini cukup marak berkembang dan dibanjiri pengguna media komunikasi
dunia maya (internet). Di sana dapat djumpai berbagai tulisan yang bervariasi,
baik dari isi maupun bentuk / tata tulisnya. Namun secara umum bentuk dan isi
tulisan di sana bersifat informasi kegiatan dan perasaaan diri pribadi, dari
yang penting, biasa saja sampai yang hanya celotehan tak berguna. Terkadang
sekedar berbagi perasaan, mulai dari rasa galau, sedih, bahagia hingga hal-hal
yang tak layak dan tak senonoh. Atau juga sekedar pencitraan diri, menyanjung
atau sebaliknya mencemooh, mengumpat dan mem-bully (menyerang) orang lain.
Menulis tidak mudah seperti yang
dibayangkan. Hal paling sulit adalah memulai menulis karena harus mencari dan
menemukan ide, kesulitan selanjutnya adalah melanjutkan menulis dan kesulitan
terberat adalah konsistensi dan kontinuitas untuk menulis. Ini adalah
masalah umum dan berlaku bagi siapa saja, bahkan mereka yang memiliki basic
guru mata pelajaran "Bahasa Indonesia" atau sastra sekalipun. Menulis
adalah kebiasan dan ketrampilan yang selalu diasah. Tidak ada orang yang dengan
sendirinya mendadak pintar atau mendadak hebat menjadi
penulis besar,
pengarang novel, penulis cerita / skenario. Banyak jalan berliku
dan proses yang panjang untuk bisa meraih prestasi itu. Pengalaman-lah yang
akan menjadikan seseorang lancar dan cakap untuk menulis. Tak harus guru bahasa
Indonesia, siapapun kita pada dasarnya punya kesempatan yang sama untuk bisa.
Yang membedakan dengan para guru mapel bahasa Indonesia adalah karena mereka
menguasai teorinya dan sehari-harinya berkutat dengan dunia sastra, sehingga
layak kalau mereka dijuluki begawan sastra dan master dalam urusan tulis
menulis. Untuk SMPN 2 Kepil berikut inilah pakarnya ; Bu Ruti Sumarni, Bu
Sayekti Laras dan Bu Tika Fibri. Selayaknya kepada merekalah orang awam
bertanya dan berguru tentang teori dan praktik menulis yang baik.
Pelatihan Jurnalistik, mari kita pelajari
bersama.
Pada suatu pelatihan jurnalistik
disampaikan bahwa pada dasarnya untuk menulis adalah mudah. Tak perlu banyak
teori, tuliskan saja apa yang ada di pikiran kita, apapun itu. Namun untuk
menulis sebuah bacaan untuk konsumsi umum ada beberapa hal yang harus
(sebaiknya) muncul, yang menurut teori jurnalistik - bahwa sebuah tulisan yang
baik harus mengandung unsur 5W+1H sebagai berikut :
1. Who (siapa). Merupakan pertanyaan yang
akan mengandung fakta yang berkaitan dengan setiap orang yang terkait langsung
atau tidak langsung dengan kejadian. Disni akan terliha, nama-nama yang
terlasuk dalam lingkup berita yang seadang dibicarakan.
2. What (apa). Merupakan pertanyaan yang
akan menjawab apa yang terjadi dan akan mendorong wartawan untuk mengumpulkan
fakta yang berkaitan dengan hal-hal yang dilakukan oleh pelaku maupun korban
dalam suatu kejadian.
3. Why (mengapa). Akan menjawab latar
belakang atau penyebab kejadian. Meski jarang, why bisa dipakai untuk membuka
sebuah berita atau menjadi lead berita.
4. Where (dimana). Menyangkut tempat
kejadian. Tempat kejadian bisa tertulis detail atau hanya garis besarnya saja.
Biasanya, bila berita berasal dari tempat terkenal, maka penulisannya tidak
terlalu mendetail.
5. When (bilamana). Menyangkut waktu
kejadian (kapan). Untuk hal tertentu waktu yang tertera tidak sebatas tanggal,
tapi dapat ditulis hari, jam, bahkan menit saat berlangsung sebuah kejadian.
6. How (bagaimana). Akan memberikan fakta
mengenai proses kejadian yang diberikan. Bisa menceritakan alur kejadian bahkan
suasana saat suatu kejadian yang diberitakan tengah berlangsung.
Lalu apa tip dan trik agar mudah memulai
dan bisa berlanjut ? Tip / trik ada (3) tiga, yaitu : 1) menulis, 2)
menulis dan 3) menulis. Artinya untuk hanya dengan menulis dan menulis
secara kontinyu untuk bisa menghasilkan tulisan yang teratur, mengalir dan
nyaman untuk dibaca. Menulis, publikasikan, baca kembali untuk koreksi, menulis
lagi - begitu seterusnya. Karena dengan membaca kembali hasil tulisan kita,
kita akan tahu kekurangan / kesalahan tulisan kita ; tata tulis, ejaan, narasi,
notasi, sudut pandang dan sebagainya.
Disamping beberapa hal mendasar di atas,
ada satu lagi yang harus dijaga adalah isi dari tulisan itu sebisa mungkin
dijaga agar tidak menyinggung dan menyentuh diri pribadi seseorang yang
bersifat menydutkan, menjelek-jelekan atau membuka aib seseorang / beberapa
orang. Inilah yang sering dikategorikan sebagai KODE ETIK, yang
sebenarnya muncul dari dalam rasa penulis itu sendiri. Karena masalah kode etik
ini pula kami menerima kritikan, yang kami terima sebagai masukan dan ini
sangat positif dan bermanfaat sebagai sarana pendewasaan dan tulisan kami
selanjutnya. Jangan takut dengan kritik, jangan marah ketika menerima
masukan, dan jangan berhenti karena dibenci. Itulah sebagian dari ciri
ikhlas - kata para ahli hikmah.
Menulis, dengan karya berbentuk tulisan
kita bisa berbagi pengetahuan, berbagi perasaan, berbagi ide dan rencana. Mari
kita belajar untuk menulis, apasaja dan kapan saja. Mari kita budayakan diri
kita dalam hal yang ilmiah dan manfaat, manfaat untuk diri pribadi, untuk orang
lain dan untuk lingkungan kita, sekolah kita. Dan satu hal yang terpenting mari
budayakan menulis untuk berbagi, untuk memberi, menulis sesuatu yang bersifat
membangun, memberi motivasi dan mengajak untuk memperbaiki diri untuk kemajuan
dan kemaslahatan bersama.
Untuk bisa menulis di web/blog sekolah maka
setiap guru harus terdaftar sebagai penulis (kontributor) di blog sekolah. Nah
untuk bisa terdaftar sebagai penulis terlebih dahulu harus membuat/memiliki
blog pribadi dengan jenis host.domain yang sama. Oleh karena itu dalam waktu
dekat akan kami buka pelatihan untuk mengisi web/blog sekolah. Selamat
beraktifitas, semoga bermanfaat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar